Jumat, 02 April 2010

sabtu itu

27032010
pagi yang indah, walau sempat ketiduran tapi alahamdulillah aku tak terlambat kekampus.
entah mengapa tak biasanya kupandangi bangunan kampus dengan senyum yang mengerunyam,perasaan wanita aneh yang bercampur aduk aduk,hm....begitu banyak makna dan pengertian yang kudapat dikampus ini, seperti biasa setiba dikelas, kuambil mercesuar penerang hati untuk kubaca, melanjutkan bacaan yang terputus ba'da subuh tadi, sampai kepala bergetar dan panas tapi hati begitu tenang.
seorang jagoan kecil menarik perhatianku, segera kumanghambur diri mendekatinya, kurebut dari gendongan teman, jundi...yang lucu dan sehat plus montok, namun hanya sebentar ia berada dipelukanku karena teman yang lain tak sabar jua ingin menggendongnya.
aku kembali kekursi besi yang bersambung dengan muja. unik tapi begitulah otak manusia yang diciptakan Allah selalu mengalami perkembangan. hingga menghasilkan karya segitu bagusnya, itu menurutku loh ( anak kampung yang jarang menemukan benda seperti itu)
semua objek pikir itupun pecah oleh bunyi sms di hpku,setelah kubaca isinya segera kuberkemas dan pergi biasa ada panggilan dinas ( cvier kaya pegawai negeri aja)
seorang akhwat butuh bantuan. aku sebenarnya sangat ingin belajar jurnalistik. tapi hidup adalah pilihan fren, sekarang akhwat itu lagi sangat butuh bantuan.
pergilah aku mengantar akhwat tadi ketempat tujuannya, dengan motor buanyak rusaknya: setirnya nggak seimbang, penyangga ban depan terlepas dan menghasilakn bunyi yang bukan tidak indah lagi tapi lebih pada bunyi motor runtuh ( untung bukan durian runtuh ).stater kakinya sangat keras, gasnya harus hati-hati digunakan ceroboh sedikit motornya bisa loncat dan pasti remnya nggak bisa berbuat apa-apa wong remnya juga blong.
antara antang dan sentral perjalanan ini adalah sebuah tantangan plus menegangkan bisa dibilang petualangan yang paling menegangkan dalam hidupku..
yang paling buat hati jadi ciut itu pada saat lampu merah,pada saat macet dan pas mobil trek pembawa sampah dan pasir lewat suaranya yang menggelegar.
Lalu pas belok semua begitu menegangkan, bukan apa-apa yang terfikir adalah dua nyawa yang berada diboncenganku, seorang ibu dan anaknya yang menjadi taruhan, jika sampai kutakbisa menyeimbangkan stir motor.
Dan memang benar bahwa
“ menaklukkan motor itu, seperti menaklukkan hati seorang gadis,,
Penuh perjuangan,hanya dengan hati, kekuatan, keberanian, keyakinan, tanggungjawab, metematika perkiraan serta doa dan kedekatan diri pada sang Penguasa, disanalah nurani berbicara.
Wahai Rabbi… Yang Maha Besar.
Yang kedua
Terbayang pengorbanan suami ibu tadi, selama ini beliau begitu sabar, setiap pagi ia harus kesekolah untuk mengajar dengan motor itu, sering lebih cepat dari jam masuk sekolah karena motornya begitu lambat.kemudian kekampus untuk mengajar dan melakukan aktivitas dakwah,atau sekedar mengetik,belum lagi rute yang merepotkan selanjutnya adalah kedaerah antang menjemput sang istri dan anak-anaknya dengan sabar, juga mendukung kegiatan dakwah istrinya mengantarnya kesana kemari. Dan kawan ia masih dengan motor itu,
Betapa butuiran air mata tak terasa basah mengingat penyakit yang ia derita.
Ketika kupertanyakn apa semua itu kepada istri,,
Dengan lapang dan penuh rona ketulusan kalimatnya singkat tapi amat menelusup kedalam jiwa dan sanubariku
“ insyaallah semua itu karena Allah.SWT”

Ya Rabbi
Sabarkanlah mereka yang senantiasa tetap percaya akan pertolonganmu dan menolong agamamu, pertahankan syariat..

Tanpa terasa tibalah aku dirumah uh..lega….
Dan terima kasih Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar