Senin, 27 Desember 2010

terapi perpisahan

waktu itu terus berlalu, dan tak berasa
Allah kembali menguji persaudaraan ini dengan perpisahan
rasa rasanya baru kemarin aku datang dirumah ini dengan berjuta harapan, yah rapan kelak memnbangun dan mengokohkan lagi ukhwah diantara kami karena Allah.

namun hanya sampai tiga bulan, cukup tiga bulan saja
kami harus kembali taat pada takdir dan peraturan
baru kemarin terasa manisnya tawa itu, dalamnya tumpahan sandaran mereka, baru saja terasa kemarin ini semua kulalui dengan indah..
selamat berpisah teman teman walau hanya perpisahan tempat yang tak jauh , semoga ini menjadi cara Allah mentarapi perpisahan kita yang sebenarnya
sungguh......manis hari itu

Senin, 20 Desember 2010

berlari

kalau memangh harus begitu mengapa tak kuatkan saja diri
agar bisa lari dan takan bertolak mundur
lalu semangatlah
karena dengan mencari kambing hitam atas takkan mungkin bisa bangkit
berjuang dan berlarilah
wahai sang pejuang
jangan fikirkan apa apa \
selain berjuang

Minggu, 19 Desember 2010

menulis sejarah

t
u
l
i
s

s
e
j
a
r
a
h

b
u
a
t perubahan

Rabu, 15 Desember 2010

selalu ia berhasil

takkan kupermasalahkan lagi teriakan keperihan itu, dari miris hati ini melihat keadaaan, jiwa manusiaku selalu mencari siapa yang salah dalam kondisi ini
sementara mereka semua adalah orang orang yang kusayang, dimana posisiku?
lalu aku tak banyak mempersalahkan siapa siapa.ini anugerah teman.
namun aku banyak berpihak pada keduanya, selain berdoa
kuacungi jempol untuk kebijaksanaan yang indah,
walau tak mudah
berkali kali ia berhasil melewati masa masa kritis ini lagi
bahkan ia berhasil meyakinkanku bahwa ia takkan apa apa
ia bahkan menceramiku
bahwa nak beginilah hidup, walau bagaimanapun ia tetap pernah menjadi memberikan yang terbaik, aku akan tetap mendampinginya semoga Allah selalu menunutunku, begitupun nanti jika suatu saat kau mengalami saat saat sulit, maka bersabarlah dengan segala kerahan kekuatan yang kau punya
aku bangga padanya

kini....

setelah semuanya berlalu hujan ternyata akan reda jua
dia laki-laki yang menabur pasir diatas kami, namun sekaligus dialah yang mengangkat kami dari kesalahan berfikir tentangnya , lewat kata penyesalan lewat seraut wajah penuh kasih dan lewat perjuangannya mengalahkan hawa nafsu, karena kuyakin itu tak mudah olehnya.
kini aku takkan pernah menyalahkannya lagi, karena memang aku tak berhak menyalahkan
yang harus kulakukan seharusnya adalah melihat dan membiarkannya tumbuh, lewat hidangan kebaikan untuknya tanpa mengobsesikan balasan cepat darinya,
dia adalah sosok yang kubanggakan
dan memang harus kubanggakan
walau peluh
dia lelaki yang banyak menginspirasi lewat setiap tuangan pasir untukku,
terima kasih Tuhan

Rabu, 01 Desember 2010

kemana sekarang engkau ibu

beberapa minggu ini aku tak jua mendengar keberadaanmu, tak jua dari laki laki itu ataupun dari anak kesayanganmu, lalu dimana engkau bunda
betapa rindunya ananda denganmu
rindu akan teduhnya kasih
rindu akan penularan kesabaran
rindu akan kalimat harapanmu
dan tentu saja rindu akan cerita ceritamu yang selalu mengasyikkan
maafkan ananda ibu....
ingin rasanya lari sekncang kencangnya dari tempat ini, karena hidup disini sungguh tak mudah, selalu mengalah selalu mengalah....selalu mengalah dan melawan keinginanku, walau tak kukatakan padaku disini penyiksaan , namun hanya aku saja yang tak pandai bertahan,
dan sekarang engkau dilukai lagi, lalu kemana engkau bunda
aku akan segera pulang ketika dosen itu tak menunda lagi
aku akan segera pulang mencarimu
ibu,.......
salam rindu untukmu dalam doa doa rabithah
pada engkau yang akan selalu membaca tulisan anakmu lewat kabar naluri keibuanmu

selalu untuk dikendalikan

kegusaran itu selalu akan datang pada saaat saat kita tak suka akan hal yang terjadi
namun apakah kegusaran adalah hal baik
pasti kukan menjawab bukan
hanya saja kegusaran itu ada untuk mengajari kita bagaimana berusaha baik sebaik mungkin
ia datang agar kita belajar tentang tehnik pengendalian diri
agar kita selalu mau berusaha mengusirnya dengan cara kita
jangan salahkan perkara yang telah terjadi kawan
jangan salahkan kegusaran itu sendiri kawan
tapi kendalikanlah
karena ia selalu ada untuk dikendalikan

dan akhirnya aku harus pulang

mungkin untuk penyelesaian
mungkin juga untuk berjuang
mungkin untuk menangis
atau juga untuk menginsfirasi
mungkin untuk jadi lebay
mungkin untuk berdiri tegak dipelataran pagi, memandang mentari dari balik ombak desaku
mungkin untuk mengemis cinta
tapi tidak untuk menyerah
dan yang pasti pulang untuk energi yang berserakan disana ingin kubawa kekota untukku bertahan,,,