Rabu, 21 April 2010

biarmi tawwa

biarmi tawwa seperti itu,
biarmi tawwa seperti ini
nda papaji tawwa
suatu saat nanti akan baik-baikji tawwa
dengarmi saja
berdoamiki saja
sabarmi saja
biarmi tawwa
bair toommi begituka'
suatu hari pasti berubahji,nda usah terlalu begitu bukankah jikamerasa lebih baik sesungguhnya itulah yang lebih buruk,
biarmi tawwa urusmi urusanmu biarkanmi tawwa

nasehat untuk diriku sendiri

dalam pandangan mata gerayat-gerayat menyapu suka, memangnya kehidupan itu apa???
memangnya tegar itu apa? kusut menyapung atau hanya bongkahan yang tak bermakna.
jika kehidupan hanya terartikan sama dengan gapaian keinginanmu, mungkin itu salah teman, atau jika tegar itu tersamakan dengan ketika kau jatuh kemudian bangkit mungkin juga itu kurang.
bukan itu yang termaksudkan kehidupan termaknakan lebih luas dan lebih bijak seharusnya diartikan agar jika mangap-mangap itu datang kau juga masih bisa merasai sebuah jiwa raga yang hidup yang penuh cita dan penuh harap serta punya ruh pengarah. aatau tegar itu hanya kau bisa bangkit tanpa memikirkan atau tanpa bergerakmaju maka kau akan tetap begitu.

Minggu, 18 April 2010

profile

Bantu aku menemukan kata –kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya Ya Rabb, karena sungguh beliau sangat berpengaruh besar dalam hidupku, berkali-kali aku bingung harus memulai dari kata apa dan dari mana karena sulitnya aku menghitung kebaikannya. Dan memilah milah sifat yang akan kubagi dengan yang lain tanpa rancuh dalam penglihatan mereka.
Suatu pagi dengan mantap aku mengetuk pintu rumahnya, setelah membalas salamku ia membuka pintinya, ketemui sesosok makhluk berjilbab coklat, sekilas aku membalas tatapannya tajam, tegas dan penuh makna. Lalu kuperkenalkan diriku, iapun mengerti dan segera memanggil suaminya untuk mengantarku kesebuah asrama, dalam langkah mengikuti suami dari belakang alur pikirku masih disibukkan oleh tanya dan penentuan kesimpulan, apakah tadi tatapan kesombongan atau sebuah keinginan untuk untuk membangun? Kesimpulan apa yang harus keberikan untuk sementara ini padanya.
Beberapa minggu kemudian ia mengajar dengan begitu penuh tanya lagi di pikirku, namun sebelum berprasangka banyak sejurus ia memberi kalimat motivasi dan segaris senyuman, aku tak pernah melihat dagu wanita seindah ia seumur hidupku, garis-garis yang menghias indah disekitar dagunya, membuatku sadar sungguh senyuman yang disertai dengan ketulusan itu amat membekas di hati.
Kemudian hari-hari berikutnya kami diajarinya banyak hal, aku dibuatnya menangis oleh kata-katanya yang dalam dan penuh makna. Aku tak peduli berapa banyak sudah waktu yang telah kususuri untuk mencari arti sebuahkehidupan.
Masih susah menceritakan drinya tanpa melibatkan diriku didalam nya karena sungguh pengaruhnya dalam alur pikirku begitu dalam.
Setelah mengenalnya lebih jauh, ia wanita akhir zaman yang selalu berusaha untuk shalehah. Karena ia selalu berusahia setepat mungkin menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga yang shaleh, pengajar dan aktivis dakwah.
Beliau selalu berusaha membuat rumah bersih dan nyaman sedapat mungkin, setelah anak-anaknya tidur ia mulai membereskan segala yang berantakan, mencuci piring, menyetrika dan sedapat mungkin tilawah dan juga belajar jika esok hari ia hendak mengajar atau mengisi pengajian, ia selalu berusaha tepat waktu, tak suka menunda-nunda pekerjaan, suaranya laring, sayang dan tegas terhadap anaknya, bersih dan selalu rapi. Rumahnya selalu siap dijadikan tempat acara pertemuan muslimah atau sekedar meminjam buku.
Beliau senang jika mengumpulkan muslimah-muslimah setempat untuk duduk bersama mendengar kalimat nasehat dan kebaikan dari Ustaz yang telah di undangnya.

Jumat, 02 April 2010

sabtu itu

27032010
pagi yang indah, walau sempat ketiduran tapi alahamdulillah aku tak terlambat kekampus.
entah mengapa tak biasanya kupandangi bangunan kampus dengan senyum yang mengerunyam,perasaan wanita aneh yang bercampur aduk aduk,hm....begitu banyak makna dan pengertian yang kudapat dikampus ini, seperti biasa setiba dikelas, kuambil mercesuar penerang hati untuk kubaca, melanjutkan bacaan yang terputus ba'da subuh tadi, sampai kepala bergetar dan panas tapi hati begitu tenang.
seorang jagoan kecil menarik perhatianku, segera kumanghambur diri mendekatinya, kurebut dari gendongan teman, jundi...yang lucu dan sehat plus montok, namun hanya sebentar ia berada dipelukanku karena teman yang lain tak sabar jua ingin menggendongnya.
aku kembali kekursi besi yang bersambung dengan muja. unik tapi begitulah otak manusia yang diciptakan Allah selalu mengalami perkembangan. hingga menghasilkan karya segitu bagusnya, itu menurutku loh ( anak kampung yang jarang menemukan benda seperti itu)
semua objek pikir itupun pecah oleh bunyi sms di hpku,setelah kubaca isinya segera kuberkemas dan pergi biasa ada panggilan dinas ( cvier kaya pegawai negeri aja)
seorang akhwat butuh bantuan. aku sebenarnya sangat ingin belajar jurnalistik. tapi hidup adalah pilihan fren, sekarang akhwat itu lagi sangat butuh bantuan.
pergilah aku mengantar akhwat tadi ketempat tujuannya, dengan motor buanyak rusaknya: setirnya nggak seimbang, penyangga ban depan terlepas dan menghasilakn bunyi yang bukan tidak indah lagi tapi lebih pada bunyi motor runtuh ( untung bukan durian runtuh ).stater kakinya sangat keras, gasnya harus hati-hati digunakan ceroboh sedikit motornya bisa loncat dan pasti remnya nggak bisa berbuat apa-apa wong remnya juga blong.
antara antang dan sentral perjalanan ini adalah sebuah tantangan plus menegangkan bisa dibilang petualangan yang paling menegangkan dalam hidupku..
yang paling buat hati jadi ciut itu pada saat lampu merah,pada saat macet dan pas mobil trek pembawa sampah dan pasir lewat suaranya yang menggelegar.
Lalu pas belok semua begitu menegangkan, bukan apa-apa yang terfikir adalah dua nyawa yang berada diboncenganku, seorang ibu dan anaknya yang menjadi taruhan, jika sampai kutakbisa menyeimbangkan stir motor.
Dan memang benar bahwa
“ menaklukkan motor itu, seperti menaklukkan hati seorang gadis,,
Penuh perjuangan,hanya dengan hati, kekuatan, keberanian, keyakinan, tanggungjawab, metematika perkiraan serta doa dan kedekatan diri pada sang Penguasa, disanalah nurani berbicara.
Wahai Rabbi… Yang Maha Besar.
Yang kedua
Terbayang pengorbanan suami ibu tadi, selama ini beliau begitu sabar, setiap pagi ia harus kesekolah untuk mengajar dengan motor itu, sering lebih cepat dari jam masuk sekolah karena motornya begitu lambat.kemudian kekampus untuk mengajar dan melakukan aktivitas dakwah,atau sekedar mengetik,belum lagi rute yang merepotkan selanjutnya adalah kedaerah antang menjemput sang istri dan anak-anaknya dengan sabar, juga mendukung kegiatan dakwah istrinya mengantarnya kesana kemari. Dan kawan ia masih dengan motor itu,
Betapa butuiran air mata tak terasa basah mengingat penyakit yang ia derita.
Ketika kupertanyakn apa semua itu kepada istri,,
Dengan lapang dan penuh rona ketulusan kalimatnya singkat tapi amat menelusup kedalam jiwa dan sanubariku
“ insyaallah semua itu karena Allah.SWT”

Ya Rabbi
Sabarkanlah mereka yang senantiasa tetap percaya akan pertolonganmu dan menolong agamamu, pertahankan syariat..

Tanpa terasa tibalah aku dirumah uh..lega….
Dan terima kasih Allah