Selasa, 10 Juni 2014

dia adalah rahasia

entah
itulah rahasia
tiga tahun lalu aku berkali-kali menolak beberapa pria yang disarankan ibu untuk kuterima sebagai pendamping hidupku, bukan karena aku wanita pemilih tapi pada saat itu aku belum siap, pikiranku masih dipenuhi dengan semangat meraih mimpi-mimpi, toh aku juga menjalani kehidupan diibukota dengan baik-baik saja, dan selalu menjaga diri dari hubungan yang tak jelas arahnya.
tapi tetap saja keinginan orangtua adalah melihatku menikah dan melepaskan dengan pria yang direstuinya, sehingga tak henti-hentinya mereka menjodohkanku dengan siini dan siitu, aku belum siap itu jawabanku,
hingga tahun berikutnya waktu penolakanku...ibu dan ayahku menerima fitnah dari keluarga besarnya, bahwa aku ini sombong, nda tahu diri dan terlalu pemilih milih, hati ibuku sedih dan ayahku diam. hubungan dengan keluarga besarnya menjadi renggan.aku merasa bersalah tapi tak bisa berbuat apa-apa.walau usaiku saat itu kurasa masih belum terlalu tua 25 tahun.
dan pada suatu hari pada saat yang bersamaan seseorang merekomendasikan seorang pria mapan dan dewasa untuk diperkenalkan padaku ada keraguan dalam hatiku namun pada saat yang bersamaan ibu mengabarkan bahwa ada anak dari saudara ayahku, anak dari sepupu ibuku dan anak dari saudara jauhnya menanyakan kesiapanku, sekiranya aku menerima salah satunya maka akan ada perpecahan dan kekecewaan dan dipihak lainnya. sehingga ibu dan ayahku mengalah " silahkan bawa calon pilihanmu" ya rabb ujian yang sama setiap tahunnya......
akhirnya kumenghadap ke seorang itu, tapi katanya aku terlambat pria itu sedang menjalani proses perkenalan dengan seorang wanita sholehah dan S2 disalah satu perguruan tinggi dijakarta, wah mungkin tak sebanding denganku. ya rabb apa ini hukuman yang harus aku terima,kuharap dalam masalah ini banyak kesimpulan yang baik Engkau titipkan dihatikan.aku menerimanya. tapi tetap saja aku harus mengusahakan yang terbaik dulu sebelu menyerah pada keputusan orangtuaku.
teringat kata-kata seorang dosen "bahwa kita tidak dilahirkan dari orang tua yang sholeh seperti zaman nabi, jadi harus mengusahakan sendiri calon ayah yang terbaik untuk anak-anak kita kelak, itu tugas seorang wanita juga,jadi jangan malu untuk memperjuangkan pria sholeh,kalau perlu kita membantu biayanya kalau itu yang jadi penghambatnya"
walau malu,kuberanikan diri bicara dengan ustazah kiranya dapat dicarikan pria yang baik menurutnya untuk masalah ini, sebulan berlalu tepatnya jumat 28 juni 2013 ustazah merekomendasikan seorang pria, yang aku terhenyak seorang pria yang kukenal....ya rabb begitu banyak pertanyaan dalam hati...tak ada alasan kumenolak,tak ada alasan yang secara syariah menolaknya, walau sebenarnya pria adalah orang yang kukenal.
akupun menjalani proses ta'aruf itu, hal pertama dalam fase hidupku...ternyata indah nian ajaran islam mengaturnya, mudah mudahan berjalan lancar....
kusampaikan hal itu pada seorang yang kuanggap sahabat, tapi ternyata ia membocorkannya pada orang lain..yah pelajaran berikutnya berceritalah pada orang yang tepat dan pandai menjaga rahasia. entah juga dari pihak prianya juga banyak yang tahu...astagfirullah....
kusampaikan kepada ayahku, tapi ia menjawab datar dan akhirnya berkata suruh saja datang tapi belum pasti diterima saya mau tahu dulu.
Ramadhanpun tiba ia dan keluarganya datang menghadap ayahku ditemani ustaz dan ustazah, jawaban ayahku tak beraturan...semoga ia bijaksana ya rabb, kalaupun ia menolak ia harus terlihat baik-baik saja itu doaku.
tapi ia memberi jawaban yang tak pasti, kadang ia memberi harapan, kadang ia menolak,kadang ia memberi syarat, kadang ia tak punya pendirian apa-apa dan akhirnya dari hasil pembicaraan ia mau tapi uang panai harus sekian......
pria itu menyiyakan hingga 8 bulan menunggu dan ternyata ayahku berkata lain lagi ia menolak.....ia berdalih bahwa pria itu memiliki darah sekampung dengannya, yang kutahu itu cuma alasannya saja,
aku malu pada ustazah malu pada pria itu, memiliki orangtua yang tak punya pendirian, kucoba berdamai dengan hatiku bahwa ayahku sedang sakit ayahku sedang sakit...tapi tetap saja hatiku perih dan kecewa padanya.
ya Rabb jika ia memang jodohku maka lancarkan segala urusannya
jikalulah memang bukan maka berilah kami semua kesimpulan yang baik dalam urusan ini.....
walau malu pada semua orang
namun tentunya aku akan sangat tak berharga ketika tak bisa menjaga malu didepanMu ya rabb
kuharap proses yang kujalani ini sudah benar ya Rabb...
jikalau memang ini adalah hukuman dari sakit hati pria-pria yang sudah kutolak....maka pasrahkan hatiku untuk menjalaninya dengan tetap berada dijalanMu....
aku tak mau terpuruk.......
aku tak mau menyalahkan siapapun
dan akhirnya proses itu dihentikan, ibuku menyarankan untuk aku menikah dimakassar saja, namun aku bimbang dan beberapa minggu setelahnya aku memutuskan untuk mundur dan mempersilahkan pria itu melanjutkan dengan wanita lainnya, insyaallah semoga mendapat wanita yang terbaik.
aku bersimpuh....memohon pada Penguasa hati agar aku dikuatkan, walau beberapa saat kemudian ada tawaran orang lain, namun aku tak serta merta bisa menyembuhkan luka hati selama setahun ini.
ya rabb kulaporkan ayahku kepadaMu.
dan dari cerita ini hikmah terbesarnya adalah jodoh itu seperti maut, dia adalah rahasia.....menunggu kesusaian jiwa untuk menjalaninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar