Senin, 30 Mei 2011

kemarin

nagin memanorama langit sore ini berbaur langit mendung gemericik
dan angin dingin mengusik ngusik, namun tetap saja kaki melangkah menuju masjid tak senang rasanya tiba disana belum bisa bersujud pada sang Penguasa namun tetap tugas dan kerinduan memadu semangat berada disana,
dimesjid perumahan kelas menengah keatas itu, sebuah lingkungan yang cukup nyaman untuk anak anak bermain dan bergembira tidak cukup membahayakan bagi pertumbuhan mereka.
baru saja ku bersandar di teras masjid sejenak menikmati azan yang berkumandang syahdu menambah perasaan mantap pada kekuasaan Allah, tiba tiba saja seorang lakilaki duduk tak jauh dari tempatku sambil memeluk betisnya dengan pelukan erat, disandarkan kepalanya pada lutut,hm..ada isak tangis rama rama terdengar. aku gelisah bersegera kuberdoa sehabis azan lalu mendekatinya
"iqbal?"
ia masih menangis pasti ia tak menyadari aku ada didekatnya, bahkan mendengar suaraku pasti tak jelasnya, karena jatah mendengar normal telah dikurangi sejak kecil untuknya,
aku mengelus kepala " iqbal kenapa ?" bisikku
ia paham sentuhanku
"fikri...au.lreng....ain...." ia bersemangat bercerita walau masih terisak
"kenapa fikri?"
"ambl klerngku...."
" iqbal main lalu dikalah dan fikri ambil semua kelerengta?"
"iya.."
"lalu?"
iapun terisak
dan ia menunjukkan isyarat padaku bahwa nanti ia akan buat keributan pada temanteman nya,
hm....ia merasa terasingkan oleh keterbatasannya memahami banyak perkataan temannya, raja sensitif marahpun membiasakannya menyelesaikan masalah dan entahlah bentuk pola asuh apa yang disediakan untuknya oleh kedua orang tuanya,
sebenarnya ia hanya butuh penjelasan tentang kelerengnya yang diambil semua temannya, mungkin masih belum paham arti sebuah kemenangan dalam pertaruhan, ah biasa aja ternyata iqbal hanya belum siap kehilangan kelerengnya yang banyak,dan terakhir ia datang kemesjid untuk mencari perhatian kita semua yah kita semua guru gurunya.
setelah shalat magrib berjamaah usai, tangisnyapun redah oleh sebuah penjelasan dariku.ia beranjak menuju tempat wudhu dan setelah ia memulai shalatnya.

sedih rasanya melihat iqbal begitu , tapi aku kagum dengan penerimaannya
mudah mudahnya anak manis ini kelak menjadi anak yang pintar karena memang kok sebenarnya rasa ingin tahu tentang ilmu sungguh besar dibanding dengan saudaranya yang satu.
hm....anak anak
"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar