Rabu, 24 Juni 2009

sebuah tanya

macam-macam saja ulah remaja zaman sekarang,salah satu remaja putri...bertanya padaku
" kak anna aku mencintai seseorang boleh tidak aku bosan dengan ini?"
"maksudnya ai don menger?????" jawabku
" gini nich setiap aku melihat pria guanteng shaleh, baik, bersih , cool, kaya, beken, gaul dan pintar hati ini selalu basah dengan benih cinta, itu bukan terjadi satu dua kali tapi cukup berkali-kali. semenit yang lalu masih saja terjadi sama kakak tingkat kakak siapa tu namanya jadi lupa...ah aku bosan dengan rasaku sendiri..rasa rasanya aku ingin seperti kakak saja jomblo"
"ha...ha.." tawaku
" loh kok tertawa..??" sepertinya ia serius
" dik ...dari mana ade tahu bahwa rasa yang kamu rasa itu adalah cinta? pake kalimat basah segala emang aer ujan"
" ya begitulah cinta kan?"
" adik saya tugaskan dalam satu minggu ini, cari referensi pengertian cinta yang banyak, kalo perlu borong tuh buku di gramedia.."
" em..setelah itu?"
" yach kita akan bahas sama-sama tentang jenis apa rasa yang kamu miliki itu"
" aku bosan tahu dengan ini"
" masih reaksi yang bagus, paling tidak adik belum enjoy dengan ini, karena kalau iya bahaya, akan ada benih-benih virus dalam dirimu"
"btw serius nich mau ngejomblo seperti kakak, lalu malam mingguannya garing dong?"
"emang malam mingguan kakak garing gitu?" eh balik nanya dasar bocah
" ya enggak kakak kan ngejomblo karena pilihan, jadi enjoenjoy dong"
" maksudnya pilihan?"
" iya memilih mendengarkan perintah syariat agama, kalau kita pacaran hanya nambah masalah"
ia termenung saja dengan gaya unik yang selalu menjadikanku tersenyum...

lalu kutanya pada hatiku..emang benar adik tadi mengalami fitrah yang wajar karena rasa ketertarikannya ada, yang jadi masalah adalah ia belum bisa mengatasi gimana caranya, untuk itu ia bosan dan bingung sendiri , ah kenapa aku tidak menjelaskannya tadi yach..., asal tahu pacarnya sekarang itu berjumlah tiga orang...
keesokan harinya gadis manis itu datang dan membawa setumpukan buku untukku.
" kak ini bukunya , mari kita mulai" katanya mantap
waduh anak ini betul-betul aneh, kuakui diriku aneh tapi tak separah dia
" ya ini kita mulai dari buku ini aja, ini penulis favoritku, anis matta"
" aku udah baca semalam katanya mencinta itu memberi..tapi maksud nya apa?"
" iya memberi, jika kita mengartikan cinta adalah memberi maka kau akan tahu cinta itu begitu indah"
" terus jika cinta kepda lawan jeniss seperti aku?"
" apa kamu udah yakin rasa itu adalah cinta, mungkin saja kamu hanya mengagumi"

Selasa, 23 Juni 2009

kuingin bersamamu kesyurga

Sejak kecil aku mengenalnya, ia sangat dekat denganku namanya afifah cantik..em secantik orangnya. Ia berwajah masam tatkala melihatku menjahili teman lain, ia menangis dikala aku menolak ajakannya untuk kemesjid.

“ ayolah an..kita kemesjid untuk shalat doang beberapa menit ”

“ ah nggak ah malas, kitakan masih kecil kata ibu belum wajib”
”tapi aku ingin bersamamu masuk syurga, kata ibuku jika kita jadi anak yang shalehah kita bisa gampang masuk syurga” dasar aneh fikirku saat itu.

Afifah anak pak guru bahasa Indonesia disekolahku, walau jam mengajarnya tak banyak aku selalu senang dan semangat mengikuti pelajaran ini, tepatnya di SD 24 Bontang.

Afifah kulitnya sawo matang ehm cantik sekali, jika aku berjalan berdampingan dengan aku selalu risih, walau sebenarnya aku juga cantik kata ibu…he…he….

Di kampung kami dikenal dengan dua sahabat, karena dari umur balita sudah sama-sama maklum ibuku selalu menitipkanku pada ibunya, ketika ibu sedang keluar kota berhari-hari.

Ia selalu menumbuhkan benih-benih iman dalam dada. Tak henti mulutnya berceloteh tentang cerita kepahlawanan para Nabi-Nabi terdahulu, Muhammad dan para sahabatnya serta orang-orang shaleh lainnya. Yang ia dapat dari cerita ibunya. Hingga telingaku selalu dipenuhi dengan kalimat-kalimat juang mereka. Menjuntai-juntai dalam derap-derap ketidak pedulianku. Bahkan aku selalu menganggapnya cerita biasa tapi toh selalu menuai kebaikan dalam pribadiku. Misalnya saja ia pernah bercerita tentang kejujuran, dan suatu hari aku dihadapkan pada posisi dimana aku harus berbohong untuk menghindari hukuman ibu, tapi tiba-tiba saja aku teringat oleh kisahnya bahwa jika kita tak jujur maka akan seperti orang munafik yang sangat dibenci Allah, jika kita dibenci Allah pastilah kita tak masuk syurga dan akan masuk nereka yang didalamnya terdapat cacing yang menjijikan. Ah… tidak… aku tak ingin bertemu cacing gila, lalu akupun jujur pada ibu..dan menarik sangat pantastik ibu bukan menghukum malah menghadiahkanku senyum manis.

Ia sehoby denganku yaitu suka mendaki gunung menyukai tulisan sastra, kan ayahnya guru bahasa Indonesia. Itulah yang membuatku beralasan untuk tetap menjadi temannya walau membosankan dengan cerita-ceritanya. Yang kumau diumur belasan tahun nanti ia bisa merajut kepribadian layaknya seorang belia, yang lincah, terbuka bebas, membahas tren mode yang lagi in, artis favorit atau band kesayangan, atau paling tidak pembahasan kami nanti tidak kaku seperti ini. Tapi ternyata tidak sampai kami menginjak SMP ia masih saja mengisi telingaku dengan cerita klasik yang membuatku lelah mendengarnya walau sebenarnya sangat bagus. Aku juga mulai malu menerimanya apalagi setelah ia memutuskan untuk mengenakan jilbab selamanya

“ fi kamu pasti akan disoroti banyak orang, disekolahan ini hanya kamu yang berani pakai jilbab”

“ tenang an, jika kita melakukan sesuatu yang baik Allah pasti menolong kita, dan kurasa yang kulakukan adalah baik”

“ ya udah terserah yang penting kamu hati-hati aja”
walau jenuh ia tetap sahabat kecilku.

Dan tibalah hari itu, ketika tamat smp ia dan keluarga harus pergi dari kampung kami karena ayahnya dipindah tugaskan ke provinsi lain. sedih rasa hatiku, baru kali ini aku merasa sangat membutuhkannya, ku memeluknya erat teriring penyesalan yang membara dalam dada, betapa aku sangat tak pantas jadi sahabatnya selama ini, yang selalu merasa bosan dan jenuh dengannya tapi ketika ia ingin pergi, hatiku menjerit tak percaya sedih rasanya ditinggal.

Dan kumau saat-saat terakhir bersamanya, ia mau memahamiku bahwa aku juga ingin bercengkrama bebas dengannya dalam segala hal layaknya anak belia pada umumnya tapi apa jawabnya

“ anna aku datang bersama pejuang, aku akan pergi pula bersama pejuang dan kuharap jika kembali nanti aku akan bertemu dengan seorang pejuang islam yaitu engkau sobat”

“ yah payah fren , bisa nggak sich nggak bahas pejuang melulu, kita bukan superman atau robin hut kali”

“terima kasih atas tempatnya, indah sekali kuberjalan denganmu, aku sangat tahu kamu begitu bosan denganku tapi dengan sabar kamu tetap mau berteman denganku, walau teman yang lain tak pernah mau menerima diriku, aku fanatic dengan bait bait perjuangan islam,semoga Allah mempertemukan kita nantinya"

iapun pergi..pergi meninggalkanku, ia pergi daalam penyesalanku

aku sayang padanya sebagai teman sejati

dan kusadari memang aku harus berubah

aku akan buktikan jika ia pulang nanti, aku bisa mengerti apa maunya


Senin, 22 Juni 2009

itu bukan aku

masih basah kata itu merajut tengarah dalam pelosok pori fikirku
cukup dalam maknanya
cukup mengena, walau hanya sebuah goresan ucap
sebegitu salahkah aku selalu bersikap
hingga geram saja tampak dirautan wajah
padahal aku mencinta
padahal aku menghormati
ah selalu saja ada keluhan, jangan... aku karena itu bukan aku
menyesal...jangan karena itu bukan aku
lembar daun kering beterbangan menghiasi musim ini
padahal aku belum memberi nama pada musim ini
namun masih saja ucap itu masih terngiang ditelingaku
katanya aku bahagia
tapi kenapa aku menyepi, ah..tidak ini bukan aku

Sabtu, 20 Juni 2009

tengarahlah

jangan picingkan mata hati karena kau takkan merasa
jangan letupkan kalimat sakti karena kau takkan berbaur
jangan redupkan cahya cinta karena kau kan semakin jauh
tengarahlah alam maka kau takkan tersakiti
beginilah jalan dakwah
harus ada strategi agar dakwah tak kaku
kita bergaul tapi jangan melebur

Rabu, 17 Juni 2009

tarian sunyi memberi cinta

menari dipadang rumput, diujung pelataran saja ada beribu ilalang mendayu dayu tertiup angin, aku melihat diriku sendirian lagi
tapi kali ini aku menari girang, berangkat pada satu rasa yang semua orang takkkan bisa mengingkari ini yaitu memberi. memberi dan terus memberi
kini tertemukan sudah obat goresan hati ..iya benar sangat nampak dipelupuk mata
bahwa penyembuh iti adalah memberi cinta tanpa harus menunggu balasan
sekarang kuputuskan
aku memberi cinta pada sahabatku yang kadang-kadang jutek padaku, terima atau tidak..terserah karena aku hanya memberi dan tak ada lagi kata goresan hatiku.
aku memberi cinta pada pengajar pengajar yang pernah datang mengisi hati dan fikiranku, walau terkadang mereka ngomel-ngomel, bermuka masam, menghujaniku dengan tuntutan -tuntutan karena aku begitu lambat loading. kubalas saja dengan senyum karena aku hanya memberi, iya..memberi setidaknya aku bersikap baik dari pada harus menambal muka masam tanda balas geramku pada mereka.
aku memberi cinta pada ayah walau terkadang sikapnya selalu menyudutkanku untuk aku selalu anggun dimatanya dan masyarakat desa, tapi aku tetap memberi , memberi cinta dengan anggukan dan tak membantahnya padahal amukan hatiku memaksa.
dan sekarang aku masih menari
mendendangkan lagu langit biru indah disana
senyumku tak tergambar mekarnya namun hanya aku yang tahu, hanya aku yang memuji
sekarang aku masih menari
aku bahagia karena kusudah punya jawab atas tanya yang mencuat-cuat dihati
yaitu jalur hidup memang harus begini adanya
kadang geram, luka, girang, sendu kadang gila ha...ha/.']=-068525587a0044

Rabu, 10 Juni 2009

benarkah cinta

wah wah berantakan kau berdesah
menggerakkan tubuhku dalam kehampaan
wah wah kau dengan angkuhnya berbisik aku akan selalu bersamamu aku akan tetap cintaimu
lakukanlah lakukanlah!!!!
hal itu buruk tapi kau bilang ini tanda cinta ini aku cinta
tapi kau menenggelamkanku menggodaku untuk selalu menentang Tuhanku
aku tak mau aku yakin kau tak cinta
aku ragu benarkah kau cinta dalam melihat keburukankku
ah kau pendusta
itulah dirimu mahkluk Allah yang ingkar
dasar ingkar benarkah cinta?