Kamis, 02 April 2009

TAK SEINDAH BIDADARI

bulan merah merekah
menampakkan sinaran dikegelapan malam
dipelosok penjuru danau keniscayaan
ada sekuntum bunga lusuh terbenam dalam cahaya
walau sang pujangga tetap merayu dengan syair romantisnya
ia tak luluh dengan irama ritme yang menawan
walau angin empat musim selalu bertamu menyeruap dalam desir desir energi merahnya
ia tak terusik
begitu indah dipandang nata senang mengundang kedamaian
sayang ia tak seperti bidadari syurga
namun hati tetap menyanjungnya
ia adalah salah satu mahkluk penghuni bumi
namun ia punya misi bertengger di daun daun syurga
adalah sekeping hati yang berdiri sendiri
tertunduk lesuh tatkala teringat dengan Rabbnya
merangkai kehidupan dengan merajuk pada petunjuk Rabbnya
ia tak seperti bidadari syurga dengan aroma wangin kasturi yang elok nanrupawan
namun bias pesonanya begitu anggun dihati, desiran angin membiarkannya ikut keatas tangga keelokan jiwa dan mempolesnya sedemikan rupa dengan paras kebaikan
walau tak secerdas aisyah walau tak tak setangguh sumayyah
tapi ia adalah wanita akhir zaman yang berusaha untuk shalehah

SANG PENGEMBARA

ada gemericik cinta disana , diistana hampir rapuh termakan waktu
dendang lagu kasih sayang begitu indah bertalu talu dalam buaian rahmat
bahkan sang pangeranpun luluh oleh riak riak bembusan cintanya
berpenghuni sekelompok jiwa perindu syurga
bersayap butiran cahaya indah
berirama teratur dengan melody keperkasaan
disanalah tempat mujahidah mujahidah setia hinggap
mereka terbang keangkasa tatkala malam tiba dalam leburan sujud sujud panjang
mengembara dalam renungan renungan kehidupannya
sinar benderang menjuntai juntai pada peristiwa malam hari
tak ada kecemasan dikala angin malam menerawang dingin menembus epidermis dan dikala suara lolongan anjing menggidikkan bulu roma
namun sibuk dalam derai airmata karena takut.
meratapi gerak langkah yang terkadang tak sejalan dengan aturan Tuhannya
"tadi pagi berdosa ya Rabb, siang juga aku berdosa ya Rabb, malampun kuragu ibadahku ini tak terjamah"
begitulah dendang haru doa mereka
rona merah saga akan menjemput sang gelap , merekapun terisak sambil mengurai kalam Tuhannya, mendulang nada cinta
dan akhirnya pengembaraan sementara terhenti karena malam akan segera berlalu
"ya Rabb tetapkanlah kami sebagai pejuang ajaran Mu, yang tak lelah dikala goda menerjang ,yang tak luluh dengan buai dunia dan ya Rabb bangunkanlah jiwa muda kami dikala terkulai pulas diatas ranjang kefakuman , teduhi jiwa kami yang gelisah"
anginpun membelai mesra mengibas lembut dedaunan subuh itu, seakan turut berdoa bersama mereka, suara ayam pagipun melengking indah kemudian diikuti gemah panggilan azan.
dan walau istana mereka tampak rapuh bahkan hampir lebur oleh tanah tapi didalamnya terdapat sejuta butiran butiran harapan hebat dan senantiasa mengejar cinta Tuhannya.
untuk sahabat asrama ukhwuah