Rabu, 09 Juni 2010

07062010

Sore ini cerah, setelah shalat ashaar segera kumenyambar tas ,bersegera menuju ibnu qalby, hari ini hari pertama ngajar di IQ,begitu singkatan tempat ini, walau letaknya samping kuburan namun tak angker=angker amat kok, untuk menjadi tempat belajar anak-anak.walaubegitu Aku bergidik juga saat berjalan sendiri menuju rumah mungil bertingkat dua itu. Tak jauh aku disambut oleh adik-adik dengan menebak-nebak namaku, eh akhirnya situbuh bongsor yang menang dan tahu betul namaku.tak lama kemudian aku mengajak adik-adik kecil mendengarkan cerita dongeng dari daerah Nangroe aceh. Sepertinya mereka belum begitu kenal saat kusebut kata Aceh,pantas saja iya wong mereka rata-rata baru kelas satu SD,kalaupun tsunami terkenal umur mereka 4 tahun yang lalu masi balita,he..he..dasar anak anak.waduh susah juga menjelaskan kepada mereka satu kata saja,Aceh.secara cepat aku mengais putaran otakkan,kiranya dapat ide untuk menjelaskan kepeda mereka kata Aceh itu.aha….dapat gimana kalo sebut Indonesia kemudian Sulawesi selatan dan letak Aceh,he…he..walau pulau Sumatra Agak jauh dari pulau Sulawesi tapi aneh bin ajaib mereka mengangguk ngangguk,walau aku ragu dengan anggukan mereka, apa sudah mengerti atau pura-pura mengerti, untuk memotong pembahasan kata Aceh karena tak sabar mendengarkanku bercerita. Aku mengalah pura-pura saja kupercaya mereka bahwa mereka memang anak-anak pintar yang manis.dua orang anak laki-laki dan empat orang anak perempuan,semua berpakain rapi dengan warna dan model baju yang kompak,yang laki-laki memaki baju koko sstelan dan yang perempuan memakai baju muslimah plus jilbabnya, tapi ups ada seorang anak perempuan yang memakai daster saja tanpa jilbab namun tetap bersemangat dan sangat antusias mendengarkanku bercerita. Semua mata-mata kecil memperhatikanku tak bergeming saat aku menceritakan Raja Burung Parkit Yang Bijaksanaan,eh tapi pas sampai burung Itu tertangkap dalam cerita kubiarkan mereka meniru gayaku yang menyerupai burung parkit yang sedang berteriak meminta pertolongan, akhirnya konsentrasi mereka pecah, dan semua mengikuti dan berteriak lebih keras dariku. Ah anak-anak,tak sampai dipenghujung cerita titik focus mereka tak kecerita lagi,tapi saling bermain dengan teman-teman yang baru dating,mereka diganggu dan diejek kecil tapi tetapa saja focus mereka pada anak-anak yang baru dating itu.ah aku jadi menyesal ternyata momennya tidak pas, hampir saja ceitanya tak berakhir jika tak ada seorang gadis remaja menggiring perhatian mereka lagi keceritaku, akupun terus bercerita walau melihatku namun tak sefokus tadi,baiklah ceitanya berakhir,saatnya meminta satu-satu dari mereka memtik pesan dan hikmah dari cerita itu tapi,mereka kompak tersenyum malu. Aku memilih gaya pancingan, dan yes berhasil mereka terpancing untuk memetik sendiri pesan.
“jujur..”teriak gadis kecil bergigi longgar
“kita harus bijaksana..”
“baik..”aku menyambung potongan itu dengan member jempol pada simuka india yang gambarnya terpampang diatas namanya pije, tadinya aku meragukan keaslian namanya tapi setelah menanyakan keteman-teman yang lain memang benar anak itu punya nazhab keturunan india,kalau tidak salah ingat dari bapaknya.” Bagus jadi orang kita memang harus jadi orang baik..seperti kata calon polisi kita pije..”
Ia tersipu malu, tarikan pipinya semakin menggemaskan saat tersenyum,ih jadi pengen nyubit.
Sore semakin menggulung pergi, aroma dan suasana magrib begitu dekat.setelah membaca doa setelah belajar,anak anak pulang satu-satu,
Aku membuka laptop, eh ada anak bermuka oriental mendekatiku,anak yang sedari tadi mengganggu pije yang lugu dan lucu,aku menanyai namanya ternyata namanya Isro,nama yang bagus.saat kutanyakan cita-citanya seorang temannya ngerocos “ jadi preman kak”
Syut…hatiku bagai dicubit,Ha….preman mana bisa anak sekecil itu mendokrin temannya bercita-cita jadi preman
“iya kepala preman bede he..he..cocok” tambah yang Satu
Aku mengedipkan mata kepada mereka sebagai isyarat untuk tak bicara macaem-macem lagi, dan kutanya Isro sekali lagi,cita-cita nya,ia malah memandang kearah Pije,pije member kode untuk menirui cita-citanya tapi dengan sekejap ia berkata
”jadi tentara”
Hi..hi.. walaupun anak yang sering ganggu temannya itu,terlihat agak urakan,tapi cita-citanya mulia juaga,ingin jadi tentara. Mungkin setelah melihat anak yang selalu ditindasnya saja bercita-cita jadi polisi, ia harus lebih hebat dari teman yang sering digangguinya.tak ada yang salah anak-anak semua hebat dan cerdas.
Eh tapi yang bikin aku bingung,loh kok?katanya cita-cita jadi polisi, tentara dan yang ceweknya ingin jadi dokter loh kok MaLAH doyan foto-foto mentang-mentang wajah mereka unik-unik dan lucu-lucu.eh ,malah lebih agresif dari saya yang hobi dijepret iini.emang yah bakat seni dan ingin tampil selalu ada dalam diri mereka, tak malu-malu..100 deh.paling tidak sore ini aku dapat teman sehoby.hi..hi..
Yach Rabb jadikanlah anak-anak ini,baik,secerah cita-cita dan tawa mereka kelak.peluklah mimpi-mimpinya walau lingkungan disini begitu adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar