Kamis, 27 Mei 2010

kumelawan

kisah-kisah itu membuatku bergerak cepat pada pemburuan arti, betapa ketakjuban itu harusnya biasa-biasa saja agar tak melenakan dan melelahkan. banyak sudah yang membuat raga seakan tak bergerak. dan malam ini ketika tamu bulanan itu perlahan memohon diri pergi aku meloncat kegirangan, akan banyak sesuatu yang ingin kulakukan selepas ia pergi.namun selepas shalat magrib aku mulai menyapa Narasi Ilahi itu namun tak genap selembar kubaca sepertinya ada sesuatu yang mengacak ngacak fikiranku.aku mencoba bertahan walau akhirnya ia berhasil menggeserku.aku kalah.ia mulai memerintah ragaku.kusebut nama Allah berulang-ulang beristiqfar sekuat kemampuanku, mataku mulai dilipatnya aku tak bisa melihat dengan indera teman2 lagi.kudengar suara tangisku namun aku tak memerintahkan diriku untuk menangis. lalu dilipatan mata kulihat ada seorang wanita berjilbab membelakangiku, siapa dia? ia mualai bahagia saat teman membaca Al-Quran dengan panik dan penuh takut.Ah kawan ia malah tertawa melihat kalian panik begitu. kucoba untuk memberontak kupahamkan berkali-kali bahwa Allah Maha Kuasa,tak boleh kala dengan itu. tapi gambar dilipatan mataku makin membahana ia menusuk lembut perutku,menariknya kemudian menusuknya kembali aku kesakitan tapi terasa lembut,ah maksudnya apa? menjijikkan dia menggelitikku.gila. Astiqfirullah. aku tak bisa terus seperti ini, ada sesuatu yang memerintahkanku untuk terus berbohong,tapi aku tak mau.ia malah mengancam, iamemunculkan gambar lelaki berminyak rambut namun wajahnya samar. ya ampun katanya ini kiriman? kiriman dari siapa?dan untuk apa?
Ya RAbb ragaku lelah tak kuasa melawan,tubuhku mati kutahan, tapi aku tak boleh kalah dan mati, masih banyak yang ingin kulakukan,
aku harus melawan lagi
mulai panduan teman2 tak kudengar lagi, ya RAbb apa yang harus kubaca aku lupa, memoriku seakan didelete,dengan kalimat-kalimatmu, aku mencari suara itu , suara gema rama2 azan isya.tubuhku tergelatak,walau aku tak memerintahkannya.
aku harus kuat.Allah ampuni hambamu ini. ada apa ini. dua jam kemudian aku tak mau lemah lagi.kukuatkan diri dalam jiwa,kuyakinkan bahwa kekuatan Allah lebih besar dari apapun, dilipatan mataku mereka perlahan menjauh tanganku makin keram, namun kuusahakan setenang mungkin.sebelum pergi mereka berdua tertawa,seram padaku.namun kucoba mnegusir takut itu.akhirnya aku bisa memerintah ragaku lagi,namun pegal2 badan ini. apa aku punya musuh,atau ada yang sakit hati karena penolakanku dulu? astaqfirullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar