Minggu, 20 November 2011

Bella tojengmi lampana Pesisir kita lahir dinegeri pesisir teman, aku mengenalmu saat kau sedang tumbuh dalam usia belasan tahu, di sebuah sekolah tempat kita menghabiskan masa smu, Aku menghargaimu karena kau selalu memperlihatkan dirimu yang sebenarnya, lugu,lucu dan tak banyak mempermasalahkan sesuatu.aku suka padamu dengan caramu yang alami aku bisa menangkap ketulusan kau menganggapku ada sebagai temanmu, tanpa tendensi apapun teman. Kita mengukir mimpi bersama, Masih ingatkah kau kalah itu, dibawah rembulan dan bintang gemintang tatkala kita berkunjung lagi kegunung pelarian kita. Angin malam menggigit kulit kulit kita namun kita menikmatinya, menikmati sebuah kedinginan dan menghangatkannya pada sebuah pembicaraan Kau menginginkan menjadi akuntan hebat Dan aku menginginkan jadi penulis novel terkenal…. Namun kita masih memperdebatkan apakah kita akan tetap dinegeri turatea kita atau terbang meninggalkannya, sambil menyanyikan lagu bella tojengmi lampana Lalu kita terdiam beberapa saat, masing-masing membiarkan lamunan merangkai perjalanan mimpi indah kita, kau mengkhayalkan dirimu jadi akuntan. Dan aku bersendung ria tertawa menyerengai di panggung penghargaan karya karyaku…he..he menyenangkan Aku berbeda denganmu, aku melankolik dank au begitu sangat tak pedulian. Aku terlalu perasa dan kau begitu terbuka, namun aku belajar darimu dan mungkin pun kau belajar dariku. Dan ketika kita sama sama meninggalkan sma itu… Kau tersenyum padaku sambil memberitahuku bahwa kau lulus diuniversitas yang kau inginkan Lalu aku turut bahagia walau sebenarnya kecemasan menghinggapiku karena selama setahun takdir tak mempertemukanku dengan universitas manapun. Lalu kau datang menenangkanku “ bukankah mimpi tak perlu sekolah yang besar kawan? Untuk mencapainya kau harus banyak membaca saja, gurumu adalah lingkunganmu, gurumu adalah kisah hidupmu, guru adalah luapan keinginanmu yang membuncah, jadi buanglah kecemasan yang terselubung dalam senyum palsumu kawan” Ups ia tahu aku sedang cemas, tak pernah aku menemuinya seperhatian itu. Ia bagai orator dengan melody yang khas. Berwarna dan berirama. “ terima kasih kawan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar