Kamis, 02 April 2009

TAK SEINDAH BIDADARI

bulan merah merekah
menampakkan sinaran dikegelapan malam
dipelosok penjuru danau keniscayaan
ada sekuntum bunga lusuh terbenam dalam cahaya
walau sang pujangga tetap merayu dengan syair romantisnya
ia tak luluh dengan irama ritme yang menawan
walau angin empat musim selalu bertamu menyeruap dalam desir desir energi merahnya
ia tak terusik
begitu indah dipandang nata senang mengundang kedamaian
sayang ia tak seperti bidadari syurga
namun hati tetap menyanjungnya
ia adalah salah satu mahkluk penghuni bumi
namun ia punya misi bertengger di daun daun syurga
adalah sekeping hati yang berdiri sendiri
tertunduk lesuh tatkala teringat dengan Rabbnya
merangkai kehidupan dengan merajuk pada petunjuk Rabbnya
ia tak seperti bidadari syurga dengan aroma wangin kasturi yang elok nanrupawan
namun bias pesonanya begitu anggun dihati, desiran angin membiarkannya ikut keatas tangga keelokan jiwa dan mempolesnya sedemikan rupa dengan paras kebaikan
walau tak secerdas aisyah walau tak tak setangguh sumayyah
tapi ia adalah wanita akhir zaman yang berusaha untuk shalehah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar