Senin, 30 November 2009

......

stai al-azhar i love so much
sejak menginjakkan kaki di gerbang mungil Azhar, aku mengundang syair menyemangati hidupku dan ia berbisik .....hus...

“ lihatlah udara walau takkan mungkin bisa kau lihat , dengarlah teriakan sang langit walau takkan penah indramu menembusnya, dan tetaplah melangkah, kaena selalu saja hal tak teduga kan kau raih,walau takkan mungkin mendengar langit berteriak tapi cukup kenali gerak dan perputaran suasananya kan kau temui keajaiban disana”

yah benar langkah pertamaku di azhar ini akan menjadi awal sebuah perjalanan panjang perjuangan hidupku, walau tak pernah menyangka. tapi tetap saja aku harus sadar bahwa ini jalan yang dipilihkan Allah untukku dan untuk semua.
dengarlah dariku tentang kampus yang banyak orang bertanya tentangnya:::::::::
akupun menaiki tangga bersiap menemui beberapa jiwa, seakan alunan langkahku memberi irama yang menawan hati,hingga perlahan namun tanpa ragu aku terus melangkah menuju sebuah ruangan, dimana disana berjejer mesin kemajuan, sofa,dan meja. aku menemui seorang pria yang ternyata kuberikan penghormatan dan kepatuhan padanya, bukan rasa takut karena beliau berkuasa dengan jabatan kepala, yang bisa saja memperlakukanku layaknya seorang ketua yang biasa saja. tapi rasa penghormatan itu timbul seiring beliau menebar kharimah, dengan mengantarkanku bagaimana seharusnya ia mengatur langkah dan yang paling penting rasa penghormatan dan kepatuhan itu hadir ketika beliau memberi kami cinta mengajarkan kami ilmu dengan penuh ketulusan dan tanpa balasan.
dan begitupun dengan dosen-dosen yang lain.
oh iya aku masih ingat disaat hujan turun tanpa musik, saat dingin bertamu tanpa melody dan disaat jangkrik malam berdendang tanpa gamelan. pada saat itu aku selalu menari dalam keriangan bersyukur pada Sang Pencipta bahwa aku diberi kesempatan untuk bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari mereka yang mengajarkan kami banyak hal dengan cara yang berbeda , mereka masing- punya cara tersendiri untuk memberi. tentang hidup dari segi manapun: bahwa hidup dan langkah kita harus bermula dari kesadaran . yap kesadaran pada diri sendiri kita manusia dan tugas pertamanya sebelum yang lain adalah beribada kepda Allah Azza wa Jalla. sebelum menjadi apapun kita adalah pe nyeru kepda kebaikan, yang tak bungkam ketika melihat kemungkaran.
disanalah aku mengenal arti ketenangan dan kedamaian juga menyadari bahwa menatap tajam dengan pongah sang surya adalah sebuah kesombongan yang pasti akan terklahkan oleh sinar yang benderang.
di kampus itu
aku selalu duduk dan berdiri di pelataran pagi, menemani langit hitam berubah warna menjadi abu-abu dan perlahan saat mentari mulai menari seketika langitpun berubah menjdi langit cerah yang rupawan. dan aku suka dikala itu waktu dhuhapun mengundangku untuk sujud kembali kepada Allah SWT. memberiku kesempatan mendapati kecerahan hati sebab Rahmat Allah terbentang luas adanya dan aku menucapkan selamat pagi pada burung.. pagi.
dikampus itu
banyak sesuatu yang membuatku belajar memaknai sebuah kehidupan dan kesempatan

inilah adanya kampus itu,
kami berjuang untuk jadi pemenang sejati
i love you so much......

Senin, 09 November 2009

tamu sastra

matanya penuh tanya,memantulkan rasa yang berbeda terhadap indera
ia berjuluk tamu
ia semakin mempertajam tatapanya
dan beberapa lama hanya mata yang saling menerka
lalu dorongan mamaliaku memaksa untuk mendekatinya
bertegur sapa dengannya
tadinya amat garing dan sangat kaku
namun setelah perbincangan panjang
dibawah sinar rembulan dan padamnya lampu
aku tertarik dengan dirinya ia menghargai karyaku
dia juga maniak sastra walau belum pernah membaca tulisannya langsung tapi aku yakin dia lebih maniak dariku
ku tunggunya karyanya de"
dan selamat datang tamu sastra
ukirlah mimpimu dikolong langit lalu hanturkan doa kepada sang pemilik mimpi, bekerjalah untuk meraihnya